Gelar Workshop Deteksi Plagiasi, Ini Target UPR

Pembukaan Workshop Deteksi Plagiasi dan Penulisan Ilmiah Program Pascasarjana UPR

Danum.id, Palangka Raya – Program Pascasarjana (PPs) Universitas Palangka Raya (UPR) menggelar ‘Workshop Deteksi Plagiasi Tesis dan Disertasi’.

Deteksi Plagiasi ini disandingkan dengan Workshop Penulisan Makalah Ilmiah, berlangsung di Aula Pascasarjana UPR lantai 2, Kamis (20/6/2019).

Direktur PPs UPR, Prof. Yetrie Ludang menegaskan, tujuan menggelar workshop Deteksi Plagiasi karya ilmiah ini untuk lebih menjamin mutu lulusan dan mendorong UPR semakin maju.

“Deteksi plagiasi sangat penting karena ini menjadi salah satu persyaratan untuk maju ujian akhir/tertutup mahasiswa S2 dan S3. Bebas plagiasi ini juga merupakan kebijakan Program Pascasarjana agar mutu semakin baik dan semakin maju,” beber Yetrie.

Meskipun ini buah dari kebijakan, akan tetapi tidak semena-mena langsung diterapkan. Sebaliknya, lanjut dia, perlu dilakukan sosialisasi yang memadai agar dipahami seluruh civitas akademika UPR.

“Harapannya setelah mengikuti kegiatan ini pada pintar-pintar semua. Nanti ketika membuat jurnal bisa lancar. Saya perlu ingatkan, untuk mahasiswa S2 harus membuat karya ilmiah di jurnal berakreditasi minimal B,” wanti Yetrie.

Workshop ini menghadirkan pemateri dari Unit Penjaminan Mutu Program Pasca Sarjana UPR, Titin Purnaningsih, M.Si selaku ketua, dan Agung Wibowo, Ph.D.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah Ketua Program Studi Pasca Sarjana, dan diikuti sekitar 200 mahasiswa baik pasca sarjana S2 maupun mahasiswa program doktoral (S3) Ilmu Lingkungan serta enam orang non-mahasiswa/umum. Workshop dibuka langsung Rektor UPR, Dr. Andrie Elia.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor yang dilantik 7 September 2018 tersebut mengapresiasi acara workshop. Andrie mengungkapkan pentingnya upaya-upaya terstruktur dan sistematis untuk menopang akreditasi jurusan atau program studi (Prodi) di institusi yang dipimpinnya ini.

Ia merinci, saat ia menjabat ternyata dihadapkan persoalan bahwa ia diwarisi dengan kondisi 8 fakultas dan 54 Jurusan/Prodi. Dari jumlah itu hanya 26 Prodi yang terakreditasi B.

“Alias kurang dari 50%. Bahkan kondisi prihatin dengan adanya 3 Prodi yg kadaluarsa karena tidak diurus akteditasinya. Namun sudah berangsur ada kemajuan, sekarang sudah 37 Prodi sudah akreditasi, sisanya yang terus diupayakan. Saya mengapresiasi langkah workshop ini, upaya menuju UPR Jaya harus didukung dari dosen juga mahasiswa,” ucapnya. (Mrz/red)